Beranda | Artikel
Mengenal Nama Allah At-Tawwab
1 hari lalu

Mengenal nama-nama Allah merupakan pintu besar untuk meraih derajat yang tinggi. Salah satu nama-Nya yang menunjukkan kesempurnaan sifat-Nya adalah At-Tawwab, di mana Allah memberikan taufik kepada para hamba-Nya untuk bertobat, kemudian menerima tobat dari mereka, setiap kali mereka bertobat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas dalil-dalil yang menetapkan nama Allah At-Tawwab, makna yang terkandung di dalamnya, serta dampaknya bagi kehidupan seorang mukmin. Semoga pembahasan ini menambah keyakinan kita, memperkuat keimanan, serta kecintaan kita kepada Allah Ta’ala.

Dalil nama Allah “At-Tawwab

Nama ini disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak sebelas kali, di antaranya:

Firman Allah Ta’ala,

فَتَلَقَّى آدَمُ مِن رَّبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 37)

Dan firman-Nya,

إِلاَّ الَّذِينَ تَابُواْ وَأَصْلَحُواْ وَبَيَّنُواْ فَأُوْلَـئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Kecuali mereka yang bertobat, memperbaiki diri, dan menjelaskan (kebenaran), maka kepada mereka Aku akan menerima tobatnya. Dan Akulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 160)

Serta firman-Nya,

أَلَمْ يَعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya dan menerima sedekah, serta bahwa Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang?” (QS. At-Taubah: 104) [1]

Kandungan makna nama Allah “At-Tawwab

Untuk mengetahui kandungan makna dari nama Allah tersebut dengan menyeluruh, maka perlu kita ketahui terlebih dahulu makna kata “At-Tawwab” secara bahasa, kemudian dalam konteksnya sebagai nama Allah Ta’ala.

Makna bahasa dari “At-Tawwab

At-Tawwab merupakan bentuk sighah mubalaghah (menunjukkan makna yang berlebihan) dari kata kerja  taba yatubu ( تاب يتوب ). Kata ini seperti dharrab ( ضراب ) bagi orang yang banyak memukul. [2]

Kata ( تَوْبَةً ) yang merupakan mashdar, berarti kembali dan meninggalkan dengan sepenuhnya.

Ibnu Faris mengatakan,

(‌تَوَبَ) التَّاءُ وَالْوَاوُ وَالْبَاءُ كَلِمَةٌ وَاحِدَةٌ تَدُلُّ عَلَى الرُّجُوعِ. يُقَالُ تَابَ مِنْ ذَنْبِهِ، أَيْ رَجَعَ عَنْهُ

Huruf ta’, wau, dan ba’ memiliki satu makna dasar, yaitu kembali. Dikatakan, ‘Dia bertaubat dari dosanya,’ artinya dia kembali dari dosa tersebut.[3]

Al-Fayyumi mengatakan,

تَابَ مِنْ ذَنْبِهِ يَتُوبُ تَوْبًا وَتَوْبَةً وَمَتَابًا أَقْلَعَ

“Dia bertobat dari dosanya, yaitu dia meninggalkan dosa tersebut sepenuhnya.” [4]

Makna “At-Tawwab” dalam konteks Allah

Ibnu Jarir Ath-Thabari ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala,

إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 37), beliau mengatakan, “Bahwa Allah Ta’ala adalah At-Tawwab bagi hamba-Nya yang bertobat kepada-Nya dari dosa-dosanya. Dia tidak menghukumnya karena ia telah kembali kepada ketaatan setelah sebelumnya bermaksiat. Sebagaimana telah disebutkan bahwa makna tobat seorang hamba kepada Rabbnya adalah kembali pada ketaatan kepada-Nya, kembali kepada hal yang diridai-Nya dengan meninggalkan perbuatan yang dibenci oleh-Nya. Maka, demikian pula tobat Allah atas hamba-Nya, berarti Dia menganugerahkan kepadanya kemampuan untuk bertobat, serta berpindahnya Allah dari murka-Nya kepada rida-Nya, dari hukuman kepada ampunan dan pemaafan-Nya.”  [5]

Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Si’diy menjelaskan tentang makna nama ini dengan mengatakan,

“‌التواب” الذي لم يزل يتوب على التائبين، ويغفر ذنوب المنيبين، فكل من تاب إلى الله توبة نصوحا، تاب الله عليه، فهو التائب على التائبين أولا بتوفيقهم للتوبة والإقبال بقلوبهم إليه، وهو التائب عليهم بعد توبتهم قبولا لها، وعفوا عن خطاياهم.

“At-Tawwab adalah Dia yang senantiasa menerima tobat dari hamba-hamba-Nya yang bertobat, serta mengampuni dosa orang-orang yang kembali kepada-Nya. Setiap orang yang bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya, maka Allah akan menerima tobatnya. Dialah yang memberi taufik kepada hamba-Nya diawali dengan bertobat dan kembali kepada-Nya dengan hati yang tulus. Lalu, setelah mereka bertobat, Dia menerimanya dengan penuh ampunan dan pemaafan atas dosa-dosa mereka.[6]

Syekh Hafidz Al-Hakami mengatakan,

التَّوَّابُ الَّذِي يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ التَّوْبَةَ فَيَتُوبُ عَلَيْهِ وَيُنْجِيهِ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ.

At-Tawwab adalah Dia yang menganugerahkan kepada siapa saja yang Dia kehendaki kemampuan untuk bertobat, lalu Dia menerima tobatnya dan menyelamatkannya dari azab neraka yang menyala-nyala.[7]

Berdasarkan hal ini, nama At-Tawwab memiliki dua makna:

Pertama: Bahwa Allah memberikan taufik untuk bertobat kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya.

Kedua: Bahwa Allah menerima tobat mereka setelah mereka bertobat. [8]

Konsekuensi dari nama Allah “At-Tawwab” bagi hamba

Penetapan nama “At-Tawwab” bagi Allah Ta’ala memiliki banyak konsekuensi, baik dari sisi sifat dan pengkhabaran terhadap Allah, maupun dari sisi hamba. Berikut ini beberapa konsekunsinya dari sisi hamba:

Pertama: Meyakini bahwasanya Allah adalah At-Tawwab

Seorang hamba harus meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah At-Tawwab yang menganugerahkan kepadanya kemampuan untuk bertobat, dan menerima tobat darinya, sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Allah berfirman,

إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Sesungguhnya Dialah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 37)

Kedua: Senantiasa bertobat setiap kali berbuat dosa, sekecil atau sebesar apa pun dosa tersebut

Syekh Abdurrazzaq Al-Badr berkata, “Mengetahui nama-nama Allah yang agung ini (di antaranya adalah At-Tawwab) merupakan pintu besar untuk meraih derajat yang tinggi, terutama jika seseorang bersungguh-sungguh dalam merealisasikan konsekuensinya, seperti senantiasa beristigfar, memohon ampunan, terus bertobat, berharap ampunan, menjauhi keputusasaan, dan meyakini keluasan ampunan Allah. Sebab, Allah Maha Pengampun, tidak ada dosa yang terlalu besar bagi-Nya untuk diampuni, sebesar apa pun dosa itu. Seorang hamba akan tetap berada dalam kebaikan selama ia terus memohon ampunan dan mengharapkan rahmat Tuhannya.”

Kemudian beliau menyebutkan hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 6099 dan Muslim no. 2804 dari Abu Hurairah, radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, dalam hadis qudsi,
“Seorang hamba berbuat dosa lalu berkata, ‘Ya Allah, ampunilah dosaku.’
Maka, Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, namun ia mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukum atas dosa.’
Kemudian, ia kembali berbuat dosa dan berkata, ‘Wahai Rabb, ampunilah dosaku.’
Maka, Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, namun ia mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukum atas dosa.’
Lalu, ia kembali berbuat dosa dan berkata, ‘Wahai Rabb, ampunilah dosaku.’
Maka, Allah berfirman, ‘Hamba-Ku telah berbuat dosa, namun ia mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukum atas dosa. Lakukanlah apa yang engkau kehendaki, Aku telah mengampunimu,’ yakni selama ia terus bertobat dan kembali kepada Allah.”
[9]

Ketiga: Memperbanyak tobat dan istigfar setiap hari

Hendaknya seorang hamba memperbanyak tobat dan istigfar setiap hari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia paling mulia dan paling bertakwa, tetapi beliau tetap beristigfar dan bertobat lebih dari 70 kali dalam sehari.
Beliau bersabda,

واللَّهِ إنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وأَتُوبُ إلَيْهِ في اليَومِ أكْثَرَ مِن سَبْعِينَ مَرَّةً

“Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar beristigfar kepada Allah dan bertobat kepada-Nya lebih dari 70 kali dalam sehari.” (HR. Al-Bukhari no. 6307)

Semoga pemahaman yang benar tentang nama ini, dapat semakin mendekatkan kita kepada Allah, dan senantiasa kembali kepada-Nya. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita semua, amin.

***

Rumdin PPIA Sragen, 5 Sya’ban 1446 H

 

Penulis: Prasetyo Abu Ka’ab


Artikel asli: https://muslim.or.id/103637-mengenal-nama-allah-at-tawwaab.html